KLASIFIKASI
KELOMPOK SOSIAL
1.DURKHEIM
: SOLIDARITAS MEKANIK DAN SOLIDARTAS ORGANIK
Dalam
bukunya The Division of Labor in Society,
ia membedakan antara kelompok yang didasarkan pada :
a.Solidaritas
mekanik
Solidaritas mekanik adalah
solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh
kesadaran kolektif serta belujm mengenal adanya pembagian kerja diantara para
anggota kelompok. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·
Menandai masyarakat yang masih sederhana
dan dinamakan segmental
·
Kelompok manusia tinggal tersebar dan
hidup tersebar dan terpiah dari yang lainya
·
Masing-masing kelompok dapat memenuhi
keperluan mereka tanpa memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok
diluarnya
·
Masing-masing anggota pada umumnya dapat
menjalankan peran yang di perankan oleh anggota lain
·
Pembanggian kerja belum berkembang
·
Peran anggta sama sehingga
ketidakhadiran seorang anggota kelompk tidak mempengaruhi kelangsungan hidup
kelmpok karena peran anggota tersebut dapat di kerjakan orang lain
·
Setiap kelompok hidup mandiri sehigga
kelangsungn hidunya tidak tergantung pada kelompok lain
·
Masyarakat di ikat oleh kesadaran
kolektif yaitu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan
perasaan kelompok dan bersifat ekstern dan memaksa
·
Sanksi terhadap pelanggaran hukum
bersifat represif yaitu barang siapa yang melanggar solidaritas social dia
diknai hokum pidana
Dari
cirri-ciri solidaritas meknik, kita dapat menyimpulkan bahwa contoh kelompok
solidaritas mekanik yaitu masyarakat pada zaman riitif atau zaman purba.
b.
Solidaritas organik
Solidaritas organik adalah
solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal
pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antaranggota.
Ciri–ciri solidaritas organik adalah sebagai berikut:
·
Masyarakat
yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersaukan oleh
kesalingtergantungan antarbagian
·
Setiap
anggota menjalankan peran yang berbeda dan diantara bagian peran yang dapat
salingketergantungan laksana ketergantungan antara bagian suatu organisme biologis
·
Ketidakhadiran pemegang peran tentu tertentu
akan mengakibatkan gangguan pada kelamgsungan hidup masyarakat
·
Hukum
yang menonjl adalah hukum perdata, artiya siapa yang melanggar harus membayar
ganti rugi.
Contoh
kelompok solidaritas rganik yaitu masyarakat yang modern yang telah mengenal
adanya system kerja sama untuk memenuhi hidupnya.
2. TONNIES : GEMEINSCHAFT DAN
GESELLSCHAFT
Tonnies
merupakan tokoh sosiologi klasik. Dia mengklasifikasikan kelompok soial yaitu:
a.Gemeinschaft
gemeinschaft adalah kelompok sosial yang
anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan
kekal.
Gemeinscfaft
memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu:
·
Kehidupan
bersama yang intim
·
Pribadi
dan ekslusif
·
Suatu
keterikatan yang dibawah sejak lahir
Gemeinschaft
memiliki tiga jenis yaitu gemeinschaft by blood, gemeischaft of place dan
gemeischaft by mind. Contoh dari
gemeischaft adalah kelompk kekerabatan dan keluarga.
b. Gesellschaft
Patembayan atau gesellschaft
adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok
untuk jangka waktu yang pendek. Memiliki cirri-ciri diantaraya:
·
Kehidupanya semu
·
Sebagai kehidupan public, sebagai orang
yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri
·
Bersifat sementara
Contoh
dari gesellschaft adalah peagang dan pembeli. Setelah mereka mereka melakukan
transaksi jual beli maka mereka tidak akan bertemu. Artinya kelompok yang
mereka ciptakan bersifat sementara.
3.W.G
SUMNER : IN-GROUP DAN OUT-GROUP
Klasifikasi lainya dikemukakan oleh
sumner, ia mengelompokan kelmpok yaitu in-group dan out-group. Menurut Sumner
di kalangan anggota kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan
dan kedamaian sedangkan hubungan antara kelompok dalam dengan kelompok luar
cenderung ditandai kebencian, permusuhan, perang clan perampokan.
Menurut Sumner selanjutnya, perasaan yang berkembang pada masyarakat modern ialah patriotisme. Meskipun dalam masyarakat modern batas kelompok telah diperluas dan keanggotaan yang dijadikan acuan ialah kewarganegaraan, namun dalam patriotisme kesetiaan pada kelompok dan pimpinan kelompok serta perasaan etnosentrisme tetap dipertahankan. Setiap warga negara diharapkan berkorban untuk negaranya. Dalam pandangan Sumner patriotisme ini bahkan dapat berkembang menjadi chauvinism.
Menurut Sumner selanjutnya, perasaan yang berkembang pada masyarakat modern ialah patriotisme. Meskipun dalam masyarakat modern batas kelompok telah diperluas dan keanggotaan yang dijadikan acuan ialah kewarganegaraan, namun dalam patriotisme kesetiaan pada kelompok dan pimpinan kelompok serta perasaan etnosentrisme tetap dipertahankan. Setiap warga negara diharapkan berkorban untuk negaranya. Dalam pandangan Sumner patriotisme ini bahkan dapat berkembang menjadi chauvinism.
Contohya suku jawa merupakan
kelompok dalam, kemudian suku bugis merupakan kelompok luar dari suku jawa tersebut.
Pasti suku jawa menganggap sebelah mata suku bugis dan menganggap kelompoknya
adalah yang terbaik. Hal seperti ini akan menyebabkan konflik etnis.
4.
ROBERT K. MERTON : MEMBERSHIP GROUP DAN
REFERENCE GROUP
membership group adalah suatu kelompok sosial, di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.contohya seorang anggota NU bisa saja berteladan pada tokoh agama Islam Indonesia yang bukan anggota NU.
Reference group
adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang (bukan anggota kelompok)
untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan
anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan
kelompok tadi. Contohnya misalnya seseorang yang ingin menjadi artis tetapi dia
tidak lulus tes dan orang tersebut berdandan seperti artis.
5.
KELOMPOK FORMAL DAN KELOMPOK INFORMAL
a.
kelompok formal
kelompok formal adalah kelompok yang
memiliki struktur dan organisasi yang jelas yang disebut dengan birokrasi.
Ciri-ciri kelompok formal adalah:
·
Memiliki tujuan yang hendak dicapai
·
Memiliki struktur organisasi dan
pembagian tugas dan wewenang
·
Memiliki peraturan tertulis, disiplin
dan loyalitas
·
Aktivitasnya terus menerus
·
Melakukan pengerahan tenaga
Contoh
dari kelompok formal adalah birokrasi pemerintah, partai politik dan lembaga
pendidikan formal.
b.
kelompok informal
kelompok informal adalah kelompok
yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu, tidak memiliki peraturan
tertulis dan tidak memiliki hirarki. Kelompok non formal terbentuk karena
sering bertemu. Contohnya kelompok arisan.
6.
COOLEY: PRIMARY GROUP
Primary
group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal
antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi.
Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah
adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan
individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam
kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total
yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.ciri-ciri primary group
adalah :
·
Jumlahnya kecil
·
Memiliki solidaritas yang kuat, rasa
kebersamaanya tinggi
·
Terikat kuat dengan budayanya
·
Antarnanggotanya saling terikat kenal , akrab
dan dekat
Contohnya yaitu keluarga,
kekerabatan, kelompok RW/RT dan masyarakat desa
Kemudian ada juga yang dikatakan
secondary group. Secondary group memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
·
Jumlah anggotanya besar
·
Rasa kebersamaanya kurang
·
Masing-masing anggota kurang akrab
·
Pola hubungannya kontekstual
Contohya partai politik dan
perkumpulan.
7. PERSON : VARIABEL POLA
Menurut
Parsons variabel pola merupakan seperangkat dilema universial yang dihadapi dan
harus dipecahkan seorang pelaku dalam setiap situasi sosial. Variabel pola ini
memungkinkan dilakukannya perbandingan antara bermacam-macam kelompok, termasuk
di dalamnya yang berada dalam kebudayaan lain.Person menidentifikasikan delima
yaitu :
affectivity-affective
neutrality mengacu pada dilema antara ada-tidaknya perasaan kasih sayang
ataupun kebencian dalam suatu interaksi. Dalam hubungan antara pelaku yang
terikat oleh pertalian kekerabatan ataupun ikatan pernikahan, sikap afektif
dapat diharapkan; namun dalam hubungan antara atasan dan bawahan, antara guru dan
murid, atau antara nasabah dan langganannya yang diharapkan ialah adanya
affective neutrality-¬ketiadaan sikap afektif.
Specificity-diffuseness
mengacu pada dilema antara kekhususan dan kekaburan. Dalam situasi interaksi
antara orang tua dan anak, misalnya, kita sering menjumpai kekaburan
(diffuseness); seorang anak yang melakukan kesalahan di suatu bidang
tertentu-misalnya memecahkan piring di waktu makan pagi--mungkin akan dimarahi
sepanjang hari, walaupun interaksinya dengan orang tuanya tidak ada hubungannya
dengan kegiatan makan. Di pihak lain, kita mengharapkan akan menjumpai
kekhususan (specificity) dalam situasi sekolah.
universalism-particularism,
mengacu pada dilema antara dipakai-tidaknya ukuran universal. Universalism
diharapkan akan dijumpai, misalnya, di lingkungan sekolah; setiap orang siswa
diharapkan memperoleh perlakuan sama dari guru--siapa pun juga akan dipuji bila
berprestasi dan dicela bila tidak berprestasi. Dalam situasi keluarga, di pihak
lain, sering berlaku perlakuan khusus (particularism); seorang anak sering
lebih diutamakan oleh orang tuanya daripada anak lain.
Dikotomi
quality-performance mengacu pada situasi yang di dalamnya orang harus
memutuskan apakah yang penting faktor yang dibawa sejak lahir ataukah suatu
perangkat prestasi tertentu. Kalau dalam suatu hubungan faktor yang dibawa
sejak lahir seperti jenis kelamin, usia atau hubungan kekerabatan lebih
penting, maka hubungan diwarnai oleh kualitas. Namun bilamana dalam suatu
hubungan yang dipentingkan ialah prestasi, seperti misatnya hubungan guru atau
pelatih olahraga dengan para siswa mereka, maka hubungan tersebut diwarnai oleh
prestasi.
Variabel pola
terakhir, self-orientation dan collectivity-orientation menitikberatkan pada
orientasi pelaku dalam suatu hubungan. Manakala dalam suatu hubungan seseorang
berorientasi pada kepentingan diri-sendiri, seperti misalnya pada hubungan
perniagaan, maka kita berbicara mengenai orientasi pada dirisendiri. Namun
bilamana dalam suatu hubungan dijumpai orientasi pada kepentingan umum, yaitu
dalam hal pelaku yang terlibat dalam institusi pelayanan--misalnya rohaniwan,
dokter, pemadam kebakaran-maka kita berbicara mengenai orientasi pada
kolektiva.
8. GEERTZ : PRIAYI, SANTRI DAN
ABANG
Suatu
klasifikasi yang digali Geertz dari masyarakat Jawa (khususnya masyarakat suatu
kota di Jawa Timur serta daerah pedesaan di sekitarnya) ialah pembedaan antara
kaum abangan, santri dan priayi penting untuk kita ketahui karena sering
digunakan para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai peristiwa di kala
itu--terutama kehidupan politik kita di tahun-tahun menjelang terjadinya
tragedi pada tahun 1965 berupa kudeta Gerakan Tiga Puluh September serta
epilognya.
a.Subtradisi abangan yang
menurut Geertz diwarnai berbagai upacara selamatan, praktik pengobatan
tradisional serta kepercayaan pada makhluk halus dan kekuatan gaib itu terkait
pada kehidupan di pedesaan.
b. Subtradisi santri yang
ditandai oleh ketaatan pada ajaran agama Islam serta keterlibatan dalam berbagai
organisasi sosial dan politik yang bernafaskan Islam dijumpai di kalangan
pengusaha yang banyak bergerak di pasar maupun di desa selaku pemuka agama.
c. Subtradisi ketiga, priayi,
ditandai pengaruh mistik Hindu-Buddha prakolorrial maupun pengaruh kebudayaan
Barat dan dijumpai pada kelompok elite "kerah putih" (white collar
elite) yang merupakan bagian dari birokasi pemerintah.
9. MAX WEBER : ORGANISASI FORMAL
Menurut
weber dalam masyarakat modern kita menjumpai suatu system jabatan yang dinamakannya
birokrasi. Organisasi yang disebutkan ole weber mengandung sejumlah prinsip.
Prinsip tersebut hanya di jumpai pada birokrasi yang oleh weber disebut tipe
ideal, yang tidak kita jumpai dalam masyarakat. Contohnya peraturan pemerintah
mengenai pendidikan tinggi oleh presiden RI.
10. KLASIFIKASI ROBERT BIERSTEDS
Robert
Bierstedt mengunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu ada
tidaknya (a) organisasi, (b) hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan
(c) kesadaran jenis. Ber¬dasarkan ketiga kriteria tersebut Bierstedt kemudian
membedakan empat jenis kelompok; kelompok statistik (statistical group),
kelompok kemasyarakatan (societal group), kelompok sosial (social group), dan
kelompok asosiasi (associational group).
Kelompok
asosiasi dalam jenis kelompok ini para anggotanya mempunyai kesadaran jenis;
dan menurut Bierstedt (dengan mengutip 'pandangan Maclver) pada kelompok ini
dijumpai persamaan.kepentingan pribadi (like interest) maupun kepentingan
bersama (common interest). Di samping itu di antara para anggota kelompok
asosiasi kita jumpai adanya hubungan social ¬adanya kontak dan komunikasi.
Selain itu di antara para anggota dijumpai adanya ikatan organisasi formal.
Dari riwayat hidup kita dapat ditelusuri berbagai kelompok asosiasi yang di
dalamnya kita menjadi anggota, seperti misalnya Negara RI, sekolah, OSIS,
Gerakan Pramuka dan sebagainya.
Kelompok
social merupakan kelompok yang anggotanya mem¬punyai kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh yang disajikan Bierstedt ialah kelompok teman, kerabat dan sebagainya.
Kelompok
kemasyarakatan, merupakan kelompok yang hanya memenuhi satu persyaratan, yaitu
kesadaran akan persamaan di antara mereka. Di dalam kelompok jenis ini belum
ada kontak dan komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi.
Berbeda dengan kelompok asosiasi, maka menurut Bierstedt kelompok ini dijumpai
persamaan kepentingan pribadi tetapi bukan kepentingan bersama. Hasil Sensus
Penduduk yang _ ditakukan Biro Pusat Statistik pada tahun 1990, misalnya,
menunjukkan bahwa apabila dikelompokkan menurut jenis kelamin maka penduduk
Indonesia terdiri atas 89.448.235 laki-laki dan 89.873.406 perempuan.
Kelompok
statistik merupakan kelompok yang tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut di
atas--kelompok yang tidak merupakan organisasi, tidak ada hubungan sosial
antara anggota, dan tidak ada kesadaran jenis. Oleh Bierstedt dikemukakan bahwa
kelompok statistik ini hanya ada dalam arti analitis dan merupakan hasil
ciptaan para ilmuwan sosial. Contoh yang dapat kita sajikan mengenai kelompok
statistik ini ialah, antara lain, pengelompokan sejumlah penduduk berdasarkan
usia dengan interval lima tahun yang antara lain dilakukan oleh Biro Pusat
Statistik (0-4 tahun, 5-9 tahun dan seterusnya sampai 75 tahun ke atas). Pada
anak-anak yang diketompokkan dalam kategori terendah tersebut (yang kadangkala
dinamakan kelompok Balita-¬kelompok usia di bawah lima tahun) maupun dalam
kelompok umur berikutnya tidak dijumpai organisasi, kesadaran mengenai
keanggotaan dalam kelompok, atau pun hubungan sosial.
KELOMPOK SOSIAL TIDAK
TERATUR
1.Publik
Public
adalah orang-orang yang bukan merupakan kesatuan karena jumlahnya sangat besar
dan tidak ada pusat perhatian yang tajam. Pola interaksi kepada public kadang
bersifat tidak langsung melalui media massa, misalnya radio, televisi. Tingkah
laku public didasarkan atas perilaku individual dan diprakarsai oleh
kepentingan-kepentingan individual.
Misalnya pemilihan umum dan pengajian akbar.
2. Kerumunan
Kerumunan
adalah sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu yang sifatnya
sementara dan tanpa ikatan apapun. Misalnya penonton sepak bola
TUGAS : INDIVIDU
NAMA :SUGIARNI
NIM :1167040049
JURUSAN :PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2011/2012
salam Kenal .,..!!!
AntwoordVee uit