JellyPages.com

Woensdag 20 Maart 2013

klasifikasi kelompok sosial



KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
1.DURKHEIM : SOLIDARITAS MEKANIK DAN SOLIDARTAS ORGANIK
Dalam bukunya The Division of Labor in Society, ia membedakan antara kelompok yang didasarkan pada :
a.Solidaritas mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belujm mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·         Menandai masyarakat yang masih sederhana dan dinamakan segmental
·         Kelompok manusia tinggal tersebar dan hidup tersebar dan terpiah dari yang lainya
·          Masing-masing kelompok dapat memenuhi keperluan mereka tanpa memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok diluarnya
·         Masing-masing anggota pada umumnya dapat menjalankan peran yang di perankan oleh anggota lain
·         Pembanggian kerja belum berkembang
·         Peran anggta sama sehingga ketidakhadiran seorang anggota kelompk tidak mempengaruhi kelangsungan hidup kelmpok karena peran anggota tersebut dapat di kerjakan orang lain
·         Setiap kelompok hidup mandiri sehigga kelangsungn hidunya tidak tergantung pada kelompok lain
·         Masyarakat di ikat oleh kesadaran kolektif yaitu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok dan bersifat ekstern dan memaksa
·         Sanksi terhadap pelanggaran hukum bersifat represif yaitu barang siapa yang melanggar solidaritas social dia diknai hokum pidana  
Dari cirri-ciri solidaritas meknik, kita dapat menyimpulkan bahwa contoh kelompok solidaritas mekanik yaitu masyarakat pada zaman riitif atau zaman purba.  
b. Solidaritas organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antaranggota. Ciri–ciri solidaritas organik adalah sebagai berikut:
·         Masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersaukan oleh kesalingtergantungan antarbagian
·         Setiap anggota menjalankan peran yang berbeda dan diantara bagian peran yang dapat salingketergantungan laksana ketergantungan antara bagian suatu  organisme biologis  
·          Ketidakhadiran pemegang peran tentu tertentu akan mengakibatkan gangguan pada kelamgsungan hidup masyarakat
·         Hukum yang menonjl adalah hukum perdata, artiya siapa yang melanggar harus membayar ganti rugi.
            Contoh kelompok solidaritas rganik yaitu masyarakat yang modern yang telah mengenal adanya system kerja sama untuk memenuhi hidupnya.
2. TONNIES : GEMEINSCHAFT DAN GESELLSCHAFT
            Tonnies merupakan tokoh sosiologi klasik. Dia mengklasifikasikan kelompok soial yaitu:
a.Gemeinschaft
gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal.
            Gemeinscfaft memiliki ciri-ciri sebagai berikut yaitu:
·         Kehidupan bersama yang intim
·         Pribadi dan ekslusif
·         Suatu keterikatan yang dibawah sejak lahir
Gemeinschaft memiliki tiga jenis yaitu gemeinschaft by blood, gemeischaft of place dan gemeischaft by mind.  Contoh dari gemeischaft adalah kelompk kekerabatan dan keluarga.
b. Gesellschaft
Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Memiliki cirri-ciri diantaraya:
·         Kehidupanya semu
·         Sebagai kehidupan public, sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri
·         Bersifat sementara   
Contoh dari gesellschaft adalah peagang dan pembeli. Setelah mereka mereka melakukan transaksi jual beli maka mereka tidak akan bertemu. Artinya kelompok yang mereka ciptakan bersifat sementara.
3.W.G SUMNER : IN-GROUP DAN OUT-GROUP
            Klasifikasi lainya dikemukakan oleh sumner, ia mengelompokan kelmpok yaitu in-group dan out-group. Menurut Sumner di kalangan anggota kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan dan kedamaian sedangkan hubungan antara kelompok dalam dengan kelompok luar cenderung ditandai kebencian, permusuhan, perang clan perampokan.
Menurut Sumner selanjutnya, perasaan yang berkembang pada masyarakat modern ialah patriotisme. Meskipun dalam masyarakat modern batas kelompok telah diperluas dan keanggotaan yang dijadikan acuan ialah kewarganegaraan, namun dalam patriotisme kesetiaan pada kelompok dan pimpinan kelompok serta perasaan etnosentrisme tetap dipertahankan. Setiap warga negara diharapkan berkorban untuk negaranya. Dalam pandangan Sumner patriotisme ini bahkan dapat berkembang menjadi chauvinism. 
            Contohya suku jawa merupakan kelompok dalam, kemudian suku bugis merupakan kelompok luar dari suku jawa tersebut. Pasti suku jawa menganggap sebelah mata suku bugis dan menganggap kelompoknya adalah yang terbaik. Hal seperti ini akan menyebabkan konflik etnis.
4. ROBERT K. MERTON  : MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP
 
            membership group adalah suatu kelompok sosial, di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.contohya seorang anggota NU bisa saja berteladan pada tokoh agama Islam Indonesia yang bukan anggota NU.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tadi. Contohnya misalnya seseorang yang ingin menjadi artis tetapi dia tidak lulus tes dan orang tersebut berdandan seperti artis.  
5. KELOMPOK FORMAL DAN KELOMPOK INFORMAL
a. kelompok formal
            kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur dan organisasi yang jelas yang disebut dengan birokrasi. Ciri-ciri kelompok formal adalah:
·         Memiliki tujuan yang hendak dicapai
·         Memiliki struktur organisasi dan pembagian tugas dan wewenang
·         Memiliki peraturan tertulis, disiplin dan loyalitas
·         Aktivitasnya terus menerus
·         Melakukan pengerahan tenaga
Contoh dari kelompok formal adalah birokrasi pemerintah, partai politik dan lembaga pendidikan formal.
b. kelompok informal
            kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu, tidak memiliki peraturan tertulis dan tidak memiliki hirarki. Kelompok non formal terbentuk karena sering bertemu. Contohnya kelompok arisan.
6. COOLEY: PRIMARY GROUP
            Primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang.ciri-ciri primary group adalah :
·         Jumlahnya kecil
·         Memiliki solidaritas yang kuat, rasa kebersamaanya tinggi
·         Terikat kuat dengan budayanya
·         Antarnanggotanya saling terikat kenal , akrab dan dekat
Contohnya yaitu keluarga, kekerabatan, kelompok RW/RT dan masyarakat desa
Kemudian ada juga yang dikatakan secondary group. Secondary group memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
·         Jumlah anggotanya besar
·         Rasa kebersamaanya kurang
·         Masing-masing anggota kurang akrab
·         Pola hubungannya kontekstual
Contohya partai politik dan perkumpulan.
7. PERSON : VARIABEL POLA
Menurut Parsons variabel pola merupakan seperangkat dilema universial yang dihadapi dan harus dipecahkan seorang pelaku dalam setiap situasi sosial. Variabel pola ini memungkinkan dilakukannya perbandingan antara bermacam-macam kelompok, termasuk di dalamnya yang berada dalam kebudayaan lain.Person menidentifikasikan delima yaitu :
affectivity-affective neutrality mengacu pada dilema antara ada-tidaknya perasaan kasih sayang ataupun kebencian dalam suatu interaksi. Dalam hubungan antara pelaku yang terikat oleh pertalian kekerabatan ataupun ikatan pernikahan, sikap afektif dapat diharapkan; namun dalam hubungan antara atasan dan bawahan, antara guru dan murid, atau antara nasabah dan langganannya yang diharapkan ialah adanya affective neutrality-¬ketiadaan sikap afektif.
Specificity-diffuseness mengacu pada dilema antara kekhususan dan kekaburan. Dalam situasi interaksi antara orang tua dan anak, misalnya, kita sering menjumpai kekaburan (diffuseness); seorang anak yang melakukan kesalahan di suatu bidang tertentu-misalnya memecahkan piring di waktu makan pagi--mungkin akan dimarahi sepanjang hari, walaupun interaksinya dengan orang tuanya tidak ada hubungannya dengan kegiatan makan. Di pihak lain, kita mengharapkan akan menjumpai kekhususan (specificity) dalam situasi sekolah.
universalism-particularism, mengacu pada dilema antara dipakai-tidaknya ukuran universal. Universalism diharapkan akan dijumpai, misalnya, di lingkungan sekolah; setiap orang siswa diharapkan memperoleh perlakuan sama dari guru--siapa pun juga akan dipuji bila berprestasi dan dicela bila tidak berprestasi. Dalam situasi keluarga, di pihak lain, sering berlaku perlakuan khusus (particularism); seorang anak sering lebih diutamakan oleh orang tuanya daripada anak lain.
Dikotomi quality-performance mengacu pada situasi yang di dalamnya orang harus memutuskan apakah yang penting faktor yang dibawa sejak lahir ataukah suatu perangkat prestasi tertentu. Kalau dalam suatu hubungan faktor yang dibawa sejak lahir seperti jenis kelamin, usia atau hubungan kekerabatan lebih penting, maka hubungan diwarnai oleh kualitas. Namun bilamana dalam suatu hubungan yang dipentingkan ialah prestasi, seperti misatnya hubungan guru atau pelatih olahraga dengan para siswa mereka, maka hubungan tersebut diwarnai oleh prestasi.
Variabel pola terakhir, self-orientation dan collectivity-orientation menitikberatkan pada orientasi pelaku dalam suatu hubungan. Manakala dalam suatu hubungan seseorang berorientasi pada kepentingan diri-sendiri, seperti misalnya pada hubungan perniagaan, maka kita berbicara mengenai orientasi pada dirisendiri. Namun bilamana dalam suatu hubungan dijumpai orientasi pada kepentingan umum, yaitu dalam hal pelaku yang terlibat dalam institusi pelayanan--misalnya rohaniwan, dokter, pemadam kebakaran-maka kita berbicara mengenai orientasi pada kolektiva.
8. GEERTZ : PRIAYI, SANTRI DAN ABANG
Suatu klasifikasi yang digali Geertz dari masyarakat Jawa (khususnya masyarakat suatu kota di Jawa Timur serta daerah pedesaan di sekitarnya) ialah pembedaan antara kaum abangan, santri dan priayi penting untuk kita ketahui karena sering digunakan para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai peristiwa di kala itu--terutama kehidupan politik kita di tahun-tahun menjelang terjadinya tragedi pada tahun 1965 berupa kudeta Gerakan Tiga Puluh September serta epilognya.
a.Subtradisi abangan yang menurut Geertz diwarnai berbagai upacara selamatan, praktik pengobatan tradisional serta kepercayaan pada makhluk halus dan kekuatan gaib itu terkait pada kehidupan di pedesaan.
b. Subtradisi santri yang ditandai oleh ketaatan pada ajaran agama Islam serta keterlibatan dalam berbagai organisasi sosial dan politik yang bernafaskan Islam dijumpai di kalangan pengusaha yang banyak bergerak di pasar maupun di desa selaku pemuka agama.
c. Subtradisi ketiga, priayi, ditandai pengaruh mistik Hindu-Buddha prakolorrial maupun pengaruh kebudayaan Barat dan dijumpai pada kelompok elite "kerah putih" (white collar elite) yang merupakan bagian dari birokasi pemerintah.
9. MAX WEBER : ORGANISASI FORMAL
            Menurut weber dalam masyarakat modern kita menjumpai suatu system jabatan yang dinamakannya birokrasi. Organisasi yang disebutkan ole weber mengandung sejumlah prinsip. Prinsip tersebut hanya di jumpai pada birokrasi yang oleh weber disebut tipe ideal, yang tidak kita jumpai dalam masyarakat. Contohnya peraturan pemerintah mengenai pendidikan tinggi oleh presiden RI.
10. KLASIFIKASI ROBERT BIERSTEDS
Robert Bierstedt mengunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu ada tidaknya (a) organisasi, (b) hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan (c) kesadaran jenis. Ber¬dasarkan ketiga kriteria tersebut Bierstedt kemudian membedakan empat jenis kelompok; kelompok statistik (statistical group), kelompok kemasyarakatan (societal group), kelompok sosial (social group), dan kelompok asosiasi (associational group).
Kelompok asosiasi dalam jenis kelompok ini para anggotanya mempunyai kesadaran jenis; dan menurut Bierstedt (dengan mengutip 'pandangan Maclver) pada kelompok ini dijumpai persamaan.kepentingan pribadi (like interest) maupun kepentingan bersama (common interest). Di samping itu di antara para anggota kelompok asosiasi kita jumpai adanya hubungan social ¬adanya kontak dan komunikasi. Selain itu di antara para anggota dijumpai adanya ikatan organisasi formal. Dari riwayat hidup kita dapat ditelusuri berbagai kelompok asosiasi yang di dalamnya kita menjadi anggota, seperti misalnya Negara RI, sekolah, OSIS, Gerakan Pramuka dan sebagainya.
Kelompok social merupakan kelompok yang anggotanya mem¬punyai kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh yang disajikan Bierstedt ialah kelompok teman, kerabat dan sebagainya.
Kelompok kemasyarakatan, merupakan kelompok yang hanya memenuhi satu persyaratan, yaitu kesadaran akan persamaan di antara mereka. Di dalam kelompok jenis ini belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota, dan juga belum ada organisasi. Berbeda dengan kelompok asosiasi, maka menurut Bierstedt kelompok ini dijumpai persamaan kepentingan pribadi tetapi bukan kepentingan bersama. Hasil Sensus Penduduk yang _ ditakukan Biro Pusat Statistik pada tahun 1990, misalnya, menunjukkan bahwa apabila dikelompokkan menurut jenis kelamin maka penduduk Indonesia terdiri atas 89.448.235 laki-laki dan 89.873.406 perempuan.
Kelompok statistik merupakan kelompok yang tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut di atas--kelompok yang tidak merupakan organisasi, tidak ada hubungan sosial antara anggota, dan tidak ada kesadaran jenis. Oleh Bierstedt dikemukakan bahwa kelompok statistik ini hanya ada dalam arti analitis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuwan sosial. Contoh yang dapat kita sajikan mengenai kelompok statistik ini ialah, antara lain, pengelompokan sejumlah penduduk berdasarkan usia dengan interval lima tahun yang antara lain dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (0-4 tahun, 5-9 tahun dan seterusnya sampai 75 tahun ke atas). Pada anak-anak yang diketompokkan dalam kategori terendah tersebut (yang kadangkala dinamakan kelompok Balita-¬kelompok usia di bawah lima tahun) maupun dalam kelompok umur berikutnya tidak dijumpai organisasi, kesadaran mengenai keanggotaan dalam kelompok, atau pun hubungan sosial.
KELOMPOK SOSIAL TIDAK TERATUR 
1.Publik
            Public adalah orang-orang yang bukan merupakan kesatuan karena jumlahnya sangat besar dan tidak ada pusat perhatian yang tajam. Pola interaksi kepada public kadang bersifat tidak langsung melalui media massa, misalnya radio, televisi. Tingkah laku public didasarkan atas perilaku individual dan diprakarsai oleh kepentingan-kepentingan individual.  Misalnya pemilihan umum dan pengajian akbar.
2. Kerumunan
            Kerumunan adalah sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu yang sifatnya sementara dan tanpa ikatan apapun. Misalnya penonton sepak bola






TUGAS : INDIVIDU

KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL



NAMA            :SUGIARNI
NIM                :1167040049
JURUSAN      :PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011/2012


1 opmerking: